Malayapura merupakan salah satu dari kata-kata yang dipahatkan pada Arca Amoghapasa oleh Adityawarman pada tahun 1347. Dari kaitan terjemahan teks dari manuskrip tersebut, Malayapura dirujuk menjadi nama kerajaan Melayu yang diproklamirkan oleh Adityawarman di Dharmasraya. Dalam perjalanan sejarah kerajaan ini, Adityawarman kemudian memindahkan ibukotanya ke daerah pedalamanMinangkabau yang kemudian dikenal juga dengan kerajaan Pagaruyung.
Arca Amoghapasa
Arca Amoghapasa dan Prasasti Amoghapasa
Arca Amoghapasa, adalah sebuah patung batu yang menggambarkan Amoghapasa, suatu pengejawantahan boddisatwa Awalokiteswara, dan Adityawarman menyatakan bahwa patung ini melambangkan dirinya.
Arca Amoghapasa ini sebelumnya merupakan hadiah dari Kertanagara, raja Singhasari, untuk Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa, raja Melayu di Dharmasraya. Berita ini tersebut dalam manuskrip yang terpahat dalam Prasasti Padang Roco yang merupakan alas dari Arca Amoghapasa.
Arca Amoghapasa.
Arca Amoghapasa adalah patung batu pāduka Amoghapāśa sebagai salah satu perwujudan Lokeswara sebagaimana disebut pada prasasti Padang Roco. Patung ini merupakan hadiah dari Kertanagara rajaSinghasari kepada Tribhuwanaraja raja Melayu di Dharmasraya pada tahun 1208 Saka atau 1286 Masehi. Pada bagian lapik (alas) arca ini terdapat tulisan yang disebut prasasti Padang Roco yang menjelaskan penghadiahan arca ini. Berita pengiriman arca Amoghapasa ini tertulis pada alas arca bertanggal 22 Agustus 1286. Sedangkan pada bagian belakang arca terdapat tulisan yang disebut dengan prasasti Amoghapasa bertarikh 1346 Masehi.
Deskripsi arca
Arca Amoghapasa ini berukuran tinggi 163 sentimeter, lebar 97-139 sentimeter, dan terbuat dari batu andesit.
Amoghapasa adalah salah satu boddhisatwa perwujudan Lokeswara atauAwalokiteswara dalam kepercayaan Buddha Mahayana yang melambangkan sifat welas asih.[2] Sebagaimana digambarkan dalam prasasti Padang Roco, arca ini diiringi empat belas pengikut (murid) Amoghapasa. Empat orang berdiri di kedua sisi dengan sikap tubuh menengadah sambil menghormat dan memuliakan Amoghapasa, sementara sepuluh lainnya duduk di atas padma melayang di latar belakang. Pada bagian bawahnya terukir tujuh ratna berupa lambang-lambang buddhisme yaitu stupa, cakra, tara, boddhisatwa, kijang, dan gajah. Sayang sekali wajah dan lengan Amoghapasa ini telah rusak, demikian pula ukiran beberapa pengikutnya telah rusak.
Adityawarman
Bagian belakang patung Arca Amoghapasa
Pada tahun 1347 Masehi, Adityawarman menambah pahatan aksara pada bagian belakang patung tersebut untuk menyatakan bahwa patung ini melambangkan dirinya. Tulisan ini disebut Prasasti Amoghapasa. Kemungkinan ia pulalah yang memindahkan arca ini dari Padang Roco ke Rambahan. Pemindahan dan pembubuhan prasasti tambahan ini diduga sebagai upaya Adityawarman mengukuhkan legitimasi politiknya atas kerajaan Melayu Dharmasraya.
Penemuan
Bagian alas dan bagian arca ditemukan secara terpisah, akan tetapi aslinya kedua bagian ini merupakan satu kesatuan yang dikirim dari Jawa oleh Kertanegara. Bagian arca ditemukan sekitar tahun 1880-an di Situs Rambahan yang terletak dekat sungai Langsat, sekitar 10 kilometer arah ke hulu sungai Batanghari. Sedangkan bagian alas yang disebut Prasasti Padang Roco ditemukan kemudian pada tahun 1911 di kompleks percandian Padang Roco. Kini kedua bagian itu bersatu kembali, arca Amoghapasa dan alasnya disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta dengan nomor inventaris D.198-6468 (bagian alas) dan D.198-6469 (bagian arca).
Arca Amoghapasa adalah patung batu pāduka Amoghapāśa sebagai salah satu perwujudan Lokeswara sebagaimana disebut pada prasasti Padang Roco. Patung ini merupakan hadiah dari Kertanagara rajaSinghasari kepada Tribhuwanaraja raja Melayu di Dharmasraya pada tahun 1208 Saka atau 1286 Masehi. Pada bagian lapik (alas) arca ini terdapat tulisan yang disebut prasasti Padang Roco yang menjelaskan penghadiahan arca ini. Berita pengiriman arca Amoghapasa ini tertulis pada alas arca bertanggal 22 Agustus 1286. Sedangkan pada bagian belakang arca terdapat tulisan yang disebut dengan prasasti Amoghapasa bertarikh 1346 Masehi.
Deskripsi arca
Arca Amoghapasa ini berukuran tinggi 163 sentimeter, lebar 97-139 sentimeter, dan terbuat dari batu andesit.
Amoghapasa adalah salah satu boddhisatwa perwujudan Lokeswara atauAwalokiteswara dalam kepercayaan Buddha Mahayana yang melambangkan sifat welas asih.Sebagaimana digambarkan dalam prasasti Padang Roco, arca ini diiringi empat belas pengikut (murid) Amoghapasa. Empat orang berdiri di kedua sisi dengan sikap tubuh menengadah sambil menghormat dan memuliakan Amoghapasa, sementara sepuluh lainnya duduk di atas padma melayang di latar belakang. Pada bagian bawahnya terukir tujuh ratna berupa lambang-lambang buddhisme yaitu stupa, cakra, tara, boddhisatwa, kijang, dan gajah. Sayang sekali wajah dan lengan Amoghapasa ini telah rusak, demikian pula ukiran beberapa pengikutnya telah rusak.
Pembubuhan prasasti Adityawarman
Pada tahun 1347 Masehi, Adityawarman menambah pahatan aksara pada bagian belakang patung tersebut untuk menyatakan bahwa patung ini melambangkan dirinya. Tulisan ini disebut Prasasti Amoghapasa. Kemungkinan ia pulalah yang memindahkan arca ini dari Padang Roco ke Rambahan. Pemindahan dan pembubuhan prasasti tambahan ini diduga sebagai upaya Adityawarman mengukuhkan legitimasi politiknya atas kerajaan Melayu Dharmasraya.
Penemuan
Bagian alas dan bagian arca ditemukan secara terpisah, akan tetapi aslinya kedua bagian ini merupakan satu kesatuan yang dikirim dari Jawa oleh Kertanegara. Bagian arca ditemukan sekitar tahun 1880-an di Situs Rambahan yang terletak dekat sungai Langsat, sekitar 10 kilometer arah ke hulu sungai Batanghari. Sedangkan bagian alas yang disebut Prasasti Padang Roco ditemukan kemudian pada tahun 1911 di kompleks percandian Padang Roco. Kini kedua bagian itu bersatu kembali, arca Amoghapasa dan alasnya disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta dengan nomor inventaris D.198-6468 (bagian alas) dan D.198-6469 (bagian arca).Prasasti
- Untuk prasasti yang tertulis pada lapik (alas) arca silakan merujuk pada Prasasti Padang Roco
- Untuk prasasti yang tertulis pada bagian belakang arca silakan merujuk pada Prasasti Amoghapasa
Penafsiran
Arti kata Malayapura terbentuk dari dua kata malaya dan pura, malaya identik dengan melayu sedangkan pura bermakna kota atau kerajaan, sehingga jika digabungkan bermakna Kota Melayu atau Kerajaan Melayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar